Kebebasan Dalam Sekolah
Kebebasan disini bukan berarti bebas dalam bergaul dan berpilakuyang menuju kearah negative tapi bebas dalam berfikir dan mengeksporasi hasil pemikiran. Ketika kebebasan diterapkan akan menghilangkan beban-beban pemikiran siswa dan semakin meningkatkan pola pikir kritis. Dalam penerapan peril ditanamkan jiwa menjawab pertanyaan sendiri, untuk mengajarkan kedewasaan dan mencari solusi dari masalah-masalah sendiri.
Pemikran kritis, kreatifitas saat ini disepakati sebagai pilar pemgembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneurship). Sebagai konsep pengembangan kemadirian ekonomi yang menjadi kebutuhan primer manusia. Pemngembangan lembaga pendidikan dengan penerapan konsep kebebasan dinggap sebagai pondasi awal membuka kepekaan lingkungan dan pola pikir kritis terhadap anak.
Ada beberapa lembaga pendidikan yang sudah menerapkan konsep tersebut namun SD di sleman Yogyakarta ini adalah salah satu diantara beberapa lembaga tersebut. Kemunculan lembaga ini karena adanya rasa ketidakpuasan terhadap lembaga pendidikan yang berlaku pada umumnya. Seragam merupakan suatau peraturan yang menghambat pola pikir murid untuk lebih berkembang karena jika merka tidak memakai seragam maka mereka akan terkana hukuman mental dan moral, hal ini semakin menciutkan pola pikir kritis. Peratuaran yang banyak semakin membuat murid tertekan dengan harus menjalakan semua aturan-aturan yang diterapakan. Kebebasan yang diterapakan untuk menumbuh kembangkan kreatifitas dan ekporasi pemikiran peserta didik. Ketika mereka tertekan dengan banyaknya aturan maka akan semakin mengikis mental keberanian untuk menujkan kreatifitas dan mengeksporasikan hasil pemikiranya.
Memang awal mulanya lembaga sekolah ini diperuntukan untuk anak kalangan miskin, namun akhir-akhir ini juga ada dari kalangan orang berduit memasukan anaknya ke lembaga ini. Perlu di adakan suatu formulasi baru untuk menyesuaikanya, memang tidak semudah dalam konsep untuk menrapkan sesuatu yang baru, pengalaman, kemampuan berfikir kritis dan kepekaan terhadap kondisi lingkungan merupakan pondasi utama.
Kewirausahaan bukan hanya terpaku pada perdanggan, kebiasaan kesalahan pemahaman terkait seorang interpreneur adalah dia senagai pedagang, namun makna yang terkandung dari entrepreneur tidaklah sesempit itu yakni seorang yang bisa membaca kondisi lingkungan, mengembangkan menjadi kemaslahatan bersama, pengelolahan yang maksimal untuk menjadikan barang yang tidak berguna menjadi sangat dibutuhkan atau berharga. Menurut pendiri universitas entrepreneurship center ciputra, seorang entrepreneurship adalah orang yang bisa “mengubah sampah menjadi emas” untuk itu di butuhkan pemikiran yang bebas dan nyeleneh.
Langganan:
Postingan (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar