Kebebasan Tidak Selalu Bertentangan Dengan Pemaksaan


Dari bangun tidur hingga menjelang tidur manusia selalu dipaksa oleh manusia lainnya, oleh diri sendiri, oleh negara, oleh keadaan , maupun oleh Tuhannya. Pagi-pagi di saat enak-enaknya tidur, manusia pekerja dipaksa bangun, dipaksa mandi, dan dipaksa berangkat kerja. Sampai kantor pun masih dipaksa lagi harus sudah sampe di kantor sebelum jam delapan. Jika lebih maka ada konsekwensi berupa penilaian kinerja yang dianggap buruk atau berupa pemotongan gaji.

Untuk umat beragama Islam, pagi hari juga harus melakukan sholat Subuh yang hukumnya wajib. Setiap bulan puasa dipaksa untuk berpuasa sebulan penuh, padahal kalo mau bisa saja berpura-pura puasa, toh tak ada orang yang tahu. Jika semua itu tidak dikerjakan, maka manusia dipaksa menerima catatan dosa oleh Tuhannya. Yang umat Kristiani juga begitu, setiap hari Minggu dipaksa beribadah ke gereja, sebagai bentuk ketaatan terhadap Tuhan. Padahal jika mau mengikuti keinginan dan hawa nafsu, tentu lebih enak dan nyaman bila di pagi hari menarik selimut dan mendengkur saja. Bangun tidur sesuka hati, makan dan bersenang-senang, tentu lebih indah dan nikmat dibanding mengikuti pemaksaan demi pemaksaan..

Pak Tani juga setiap hari dipaksa untuk menggarap sawah atau ladang. Masinis kereta dipaksa untuk mengikuti aturan-aturan mengemudikan kereta api. Ia harus berusaha disiplin dan taat sehingga kereta tidak keluar jalur atau salah jalur yang bisa mengakibatkan kecelakaan.

Profesi apapun, peran apapun dalam hidup manusia selalu dihadapkan adanya peraturan-peraturan yang sifatnya memaksa. Tidak ada orang yang memiliki kebebasan penuh dan lepas dari aturan hidup, dikarenakan ada orang lain dalam waktu yang sama. Hidup di mana pun di kolong bumi selalu ada pemaksaan berwujud aturan hidup, yang pada hakekatnya adalah untuk memberi rasa aman, tertib dan terlindungi. .
Menghindarkan tirani menusia terhadap manusia lainnya, tak ada jalan lain haruslah dipaksa dengan peraturan.

Di negara maju di Eropa, Amerika atau negara tetangga Singapura dikenal dengan kedisiplinan yang luar biasa. Jika melanggar maka siap-siap dipaksa membayar denda atau hukuman yang diterapkan dengan sungguh-sungguh. Tapi tidak terdengar di sana suara-suara yang mengaitkan dengan HAM atau mellanggar kebebasan masyarakat.

Pemaksaan dalam menerapkan aturan, ada dalam semua kelompok kehidupan. Tak ada yang benar-benar bebas lepas dari apapun, kecuali di alam mimpi.

Tak selamanya pemaksaan itu adalah bentuk pelanggaran hak asasi dan kebebasan berekspresi. Pemaksaan adalah salah satu bentuk pengendalian terhadap nafsu manusia yang tak pernah bisa dipuaskan oleh apapun di dunia ini. Makanya, jika ingin menjadi lebih baik seharusnya tak perlu alergi dengan kata pemaksaan, dan tak pula berlebihan mendewakan kebebasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar